INSIDEN24.COM - Aliansi Masyarakat Cinta Ciamis menyikapi ritual Budaya, bahkan menilai perlu ada kajian nama Camis dan Galuh.
"Dalam ritual Budaya memang tidak bisa digeneralisir semuanya mengandung kemusyrikan. Harus diidentifikasi niat dan bentuk kegiatan dari masing-masing pelakunya," ucap Ketua Aliansi Masyarakat Cinta Ciamis Asep saat dihubungi insiden24, Sabtu (18/3/2023) pagi.
Menurut Asep, peluang kemusyrikan itu lebih besar jika pelakunya tidak paham syariat.
"Apalagi ritualnya akulturasi dari Budaya Hindu," jelasnya.
Contohnya, kata Asep, sembuh setelah minum obat saja bisa jadi syirik kalau meyakini obat itu sumber kesembuhan.
"Orang merawat keris bisa jadi hanya koleksi saja seperti orang merawat bunga. Tapi bisa juga ada yang merawat keris dengan meyakini ada kekuatan magis," jelasnya.
Baca Juga: Soal Perubahan Ciamis Jadi Galuh, FPI Khawatir Akan Timbul Kemusyrikan Atas Nama Budaya
Oleh karena itu, ia menilai kekhawatiran dari Font Persaudaran Islam KH Wawan Abdul Malik Marwan akan munculnya kemusyrikan sangat dimaklumi.
"Hal itu dengan rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap nilai syariat, maka kekhawatiran itu sangat wajar. Jadi lebih baik kita mencegah daripada mengobati," ucapnya.
Artinya, lanjut Asep, butuh kajian sejarah baik itu nama Ciamis dan Galuh.
"Paham kan masyarakat tentang bagaimana bangkitnya Islam di zaman Ciamis sebelumnya," pungkasnya. (Aceng) ***
Artikel Terkait
Kamis Ini FPI Akan Audensi 3 Poin Penting ke Pemda, Salah Satunya Soal Perubahan Nama Ciamis Jadi Galuh
FPI Beberkan Isi Audensi dengan Pemda Tentang Perubahan Nama Ciamis ke Galuh, Begini Katanya
Soal Perubahan Ciamis Jadi Galuh, FPI Khawatir Akan Timbul Kemusyrikan Atas Nama Budaya
Wabup Ciamis Tampung Aspirasi FPI dan Jawab Soal Perubahan Nama Galuh, Ini Penjelasannya
Buntut Steatment FPI Bereaksi, Budayawan Ciamis Lakukan Tabayyun