Di Sidang PBB, China Ultimatum Dunia Soal Ketegangan dengan Taiwan

INSIDEN24.COM- Menteri luar negeri China Wang Yi berbicara terkait hubungan China dengan Taiwan. Ia menyebut Beijing ingin menggunakan cara damai agar Taiwan menjadi wilayah mereka. Hal tersebut diungkapkan dia pada saat sidang Umum PBB, Sabtu (24/9/2022).

“Setiap skema untuk mencampuri urusan dalam negeri China pasti akan ditentang keras oleh semua warga China, dan setiap langkah untuk menghalangi reunifikasi China pasti akan dihancurkan oleh roda sejarah,” kata Wang Yi dalam debat tahunan tersebut yang dikutip dari VOA.

Di sisi lain ketegangan meningkat antara Beijing dan Washington dalam beberapa bulan terakhir, lantaran adanya delegasi Kongres AS telah mengunjungi Taiwan.

Baca Juga: Benarkah Ada Kudeta Presiden Xi Jinping di Tiongkok?

Kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi pada awal Agustus memicu kemarahan Beijing untuk menembakkan setidaknya 11 rudal balistik ke perairan sekitar Taiwan dalam latihan militer tembakan langsung sehari setelah dia meninggalkan pulau itu.

“Sejak zaman kuno, Taiwan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kedaulatan dan integritas teritorial China,” kata Wang.

Dia mengatakan untuk mewujudkan tujuan reunifikasi damai, Beijing harus mendahului kegiatan separatis.

“Untuk mewujudkan tujuan ini, kita harus memerangi kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan dengan tekad yang paling kuat dan mengambil langkah paling kuat untuk menentang campur tangan eksternal,” katanya.

Wang menegaskan kembali prinsip "Satu China", dengan mengatakan itu telah menjadi norma dalam hubungan internasional.

Dalam sidang itu pula,  wang mengatakan China adalah sekutu terdekat Moskow tetapi telah mulai mengungkapkan kekhawatiran tentang perang Rusia di Ukraina.

"Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menjaga agar krisis tidak meluas dan melindungi hak dan kepentingan sah negara-negara berkembang," kata Wang kepada majelis.

Baca Juga: Mencari HP Terbaru, Poco M3 Pro 5G x Poco F3 x Poco X3 Pro, Silahkan Pilh Mana yang Pas Buatmu

Dia mengatakan Beijing mendukung upaya untuk menyelesaikan krisis secara damai dan prioritas utamanya adalah dialog.

“Solusi mendasar adalah untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari semua pihak dan membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan,” tambahnya.