Sejarah Masjid Agung Ciamis Mungkinkah Akan Berubah Nama Menjadi Galuh, Ini Perjalanannya!

INSIDEN24.COM – Masjid Agung Ciamis menjadi salah satu bangunan kebanggaan warga Tatar Galuh, yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan.

Masjid Agung Ciamis, lokasinya sangat strategis tepat berada di pusat kota dan jalur utama Utara dan Selatan, sehingga tak heran jika digunakan sebagai tempat transit pendatang dari luar.

Terlebih sekitar Masjid Agung Ciamis cukup asri yang dihiasi berbagai pohon palem dan kurma, yang menambah teduh dan sejuk suasana dan membuat betah berlama-lama.

Masjid Agung Ciamis memiliki catatan perjalanan yang panjang, bahkan renovasi dilakukan berulang kali untuk menjaga eksistensinya sebagai sarana ibadah umat.

Bahkan pada tahun 1958, Masjid Agung Ciamis pernah menjadi sasaran gerombolan DI/TII, yang menyerang dan membakar semua bangunan termasuk markas TNI serta perumahan warga, dan perkantoran.

Baca Juga: Nambah Ritual Ibadah Puasa Ramadan, Berkunjung ke Masjid Bersejarah di Samarinda, Masjid Shiratal Mustaqiem

Untuk pertama kalinya Masjid Agung Ciamis dibangun pada Tahun 1882, pada masa pemerintahan Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat (1839-1886).

RAA Kusumadiningrat merupakan Bupati Galuh ke-16 yang dikenal dengan sebutan Kangjeng Prebu atau Kangjeng Dalem.

Kangjeng Prebu terkenal sebagai Bupati yang sangat berjasa dalam melakukan pembangunan, terutama sarana pemerintahan dan infrastruktur publik.

Kangjeng Prebu mengawali pembangunan Masjid Agung di pusat kota dan memerintahkan untuk bisa membangun mesjid jami di tiap desa.

Masjid Agung Ciamis dibangun diatas lahan seluas 8.500 meter persegi, dengan bentuk bangunan yang beratap kerucut terdiri tiga tingkatan dengan kontruksi bangunan didominasi kayu jati.

Baca Juga: Empty Healing di Masjid Al Manshur Wonosobo, Jadikan Agenda Wisata Religi di Ramadan Tahun Ini

Bentuk ini hampir sama dengan Masjid Demak atau Masjid Agung Bandung yang dibangun lebih dulu pada tahun 1812.

Saat pembangunan Masjid Agung Ciamis berlangsung, Kangjeng Prebu pensiun dari jabatan Bupati Galuh tahun 1886.