Sekda Garut Bersama Paguyuban Pasundan Ajak Masyarakat Pelihara Bahasa Maupun Kebudayaan Sunda

- Kamis, 25 Mei 2023 | 19:51 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, menghadiri acara Silaturahmi Halal Bihalal bada Idulfitri 1444 Hijriah yang dilaksanakan oleh Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut di Gedung Pendopo, Kamis 25/5/2023.*  (Anggana Mulia/Diskominfo Garut)
Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, menghadiri acara Silaturahmi Halal Bihalal bada Idulfitri 1444 Hijriah yang dilaksanakan oleh Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut di Gedung Pendopo, Kamis 25/5/2023.* (Anggana Mulia/Diskominfo Garut)

INSIDEN24.COM-Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, mengajak masyarakat untuk memelihara bahasa maupun kebudayaan Sunda dari sejak dini, mulai dari tata cara menggunakan bahasa Sunda yang benar, sesuai dengan ketentuan yang ada.

Hal itu diungkapkannya dihadapan keluarga besar Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut bersamaan dengan acara Silaturahmi Halal Bihalal Ba'da Idulfitri 1444 Hijriah, di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (25/5/2023).

Sekda Garut, Nurdin Yana, menyampaikan, bahwa dirinya merasa kagum atas penampilan-penampilan yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah dari Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan.

Kegiatan seperti ini harus terus berlangsung, mengingat budaya Sunda saat ini hampir terkikis oleh budaya luar.

Baca Juga: Budayawan Sunda dan Banten Mendeklarasikan Prabowo Subianto Sebagai Capres 2024 dan Bapak Budaya

"Aya oge kalepatan urang sadaya apa kalih ibu, eta mah mangga satuju teu satuju, urang oge dirorompok di bumi urang teh sok ngadidik murangkalih urang teh sanes ku basa indung urang,"ucapnya.

Seuseueurna mah punten ku bahasa nasional (ada juga kesalahan kita semua, bapak ibu, itu boleh saja setuju atau tidak, karena ketika di rumah kebanyakan kita mendidik anak bukan menggunakan bahasa Sunda, tetapi kebanyakan menggunakan bahasa nasional)," tambah Nurdin.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan Jawa Barat Banten, Didi Turmudzi, menyampaikan bahwa Paguyuban Pasundan mulai didirikan pada tahun 1913 oleh para siswa kedokteran yang kemudian diabadikan menjadi sebuah jalan di Bandung.

Baca Juga: Di Balik Mitos Keraton Sunda Banten, Tiga Pantai Indah dan Satu Kampung Tradisional yang Tak Boleh Dilewatkan

"Anu jenengan salah sanaos pendirina teh janten nami jalan di Bandung, Jalan Pasundan teh digentos jenenganana atos lami nyaeta Jalan dr. Junjunan. Nah eta teh salah sawios pendiri Paguyuban Pasundan, (yang salah satu pendirinya menjadi nama jalan di Bandung, yaitu Jalan dokter Junjunan. Nah itu salah satu pendiri Paguyuban Pasundan)," ucapnya.

Didi juga menceritakan tentang sejarah tatar Sunda atau biasa dikenal Bumi Pasundan, di mana nama itu bermula dari Sunda Kelapa, yang berubah menjadi Batavia, Jayakarta, dan saat ini dikenal dengan nama Jakarta.

Selain itu, daerah Sunda, kata Didi, juga memiliki subkultur, di antaranya yaitu Subkultur Sunda Kelapa, Subkultur Banten, dan Subkultur Priangan.

Baca Juga: Terjadi Perang Saudara? inilah Kisah dan Sejarah Kerajaan Sunda dari Awal Berdiri Hingga Akhir Kehancurannya

Ketua Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin, menyampaikan bahwa dalam kesempatan ini, ditampilkan beberapa penampilan dari siswa Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan.

Halaman:

Editor: Bambang Bu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X