INSIDEN24.COM-Gunung Tangkuban Parahu menjadi latar kompleks permakaman yang didominasi oleh hamparan rerumputan hijau dengan beribu nisan yang tertancap di dalamnya.
Tempat seluas lebih dari dua hektare ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para korban Perang Dunia Kedua periode 1940-an hingga penyerahan Papua pada 1962.
Kegiatan di Ereveld Pandu tidak selalu prosesi memakamkan atau perawatan makam. Di sana juga terdapat kegiatan upacara-upacara untuk memperingati satu event tertentu. Sejumlah kegiatan di Ereveld Pandu tersebut menjadi keunikan tersendiri.
Uniknya di sini ada upacara untuk hari Pahlawan, kegiatannya upacara di Ereveld Pandu dan kunjungan ke makam pahlawan. Jadi kita respect juga terhadap korban perang dari Indonesia.
Baca Juga: Rekomendasi Street Food di Jakarta, Cocok Buat Kulineran Usai Gajian Bareng Bestie atau Gebetan
Ada juga upacara Anzak Day pada 25 April, peringatan 4 Mei sebagai hari Perang Dunia di Eropa, 15 Agustus hari akhir Perang Dunia Kedua di Asia, ada Malam Hening pada 23 Desember, dan upacara lainnya.
Perjalanan panjang Ereveld Pandu dan tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana membuat kompleks permakaman tersebut memiliki nilai sejarah yang cukup kuat. Hal tersebut mengundang para pemerhati sejarah, pecinta sejarah, dan berbagai kalangan lainnya untuk mengunjungi Ereveld Pandu.
Tidak jarang juga berbagai komunitas menyelenggarakan kegiatan di Ereveld Pandu. Seperti kegiatan Pameran Foto yang baru-baru ini digelar oleh Mataholang dalam memperingati pendirian Ereveld Pandu pada 7 Maret.
Baca Juga: Nikmati Honeymoon yang Berbeda Saat Staycation di Astera Villa Canggu Bali
Ereveld Pandu untuk Orang Belanda dan Indonesia
Ereveld Pandu usianya lebih muda dari TPU Pandu. Ereveld Pandu didirikan pada tahun 7 Maret 1948. Mereka yang menjadi korban Perang Dunia Kedua, baik dari pihak militer dan sipil dari pihak Belanda dan Indonesia, berhak dimakamkan di Ereveld Pandu.
Orang yang berhak dimakamkan di sini memiliki kategori tertentu dan mesti melalui tahap identifikasi terlebih dahulu yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Hingga saat ini Ereveld Pandu sudah mendata terdapat sebanyak 3.914 korban perang dengan 3.835 tanda makam. Sejumlah makam tersebut kemudian dibagi ke dalam delapan blok, di antaranya blok tiga untuk anak-anak, blok tujuh untuk muslim, dan sisanya campuran.
Bentuk tanda makam yang ada di Ereveld Pandu pun dibedakan menjadi enam bentuk tanda makam, di antaranya terdapat tanda makam untuk yang beragama Islam, Kristen Laki-laki, Kristen Perempuan, Yahudi, Budha, dan Massal.
Sumber: Berbagai Sumber
Artikel Terkait
Rabeg, Kuliner Khas Idolanya Sultan Banten, Kaya Akan Campuran Rempah Asli Indonesia
Kue Maksuba, Kue Spesial Khas Palembang yang Disajikan Pada Momentum Lamaran, Pernikahan, dan Idulfitri
Promo Opening All You Can Eat Oharang Cabang Tasikmalaya, Catat Tanggalnya!
Profil Pemain Persib Bandung, Nick Kuipers Center Back Jangkung Asal Belanda
5 Hotel Rekomended Dekat Taman Safari Indonesia Dijamin Akan Lebih Berkesan
Gala Premier Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang, Sekuel Dari Film NKCHTI Sebuah Kisah Cerita Relationship