Jejak Wisata Saung Ranggon Bekasi, Bagian dari Basis Perlawanan Masyarakat Terhadap Kolonial Hindia Belanda

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 17:50 WIB
Saung Ranggon ini merupakan bagian dari basis perlawanan masyarakat Bekasi terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.*
Saung Ranggon ini merupakan bagian dari basis perlawanan masyarakat Bekasi terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.*

 

INSIDEN24.COM-Menelusuri jejak wisata Saung Ranggon di Kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, aura heroik masih terasa lekat bagaimana sengitnya perlawanan masyarakat terhadap Kolonial Belanda. 

Saung Ranggon ini merupakan bagian dari Basis perlawanan masyarakat Bekasi terhadap pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Bangunan ini diakui oleh masyarakat Bekasi, merupakan bangunan tertua di sekitar Cikarang Barat pada khususnya, dan mungkin sekali di seluruh Bekasi.

Cikedokan mempunyai arti penyamaran, hal ini disebabkan karena karuhun-karuhun yang datang ke Cikedokan adalah mereka-mereka yang sedang menyamar, karena dikejar-kejar Belanda

Baca Juga: Sensasi Dinginnya Tempat Nongkrong Instagramable De Potrek Coffee Bromo

Lokasi Kampung Cikedokan memang agak terpencil dari kampung-kampung lainnya. Cikedokan, dikatakan berasal dari kata “Ci” yang artinya bening, dan “Kedok” berarti nyamar.

Saung Ranggon ditemukan oleh Raden Abbas tahun 1821. Dalam bahasa Sunda saung berarti saung/rumah yang berada di tengah ladang atau huma berfungsi sebagai tempat menunggu padi atau tanaman palawija lainnya yang sebentar lagi akan dipanen.

 

Desa Cikedokan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (angkot) jurusan Cikedokan Setu.

Biasanya saung dibuat dengan ketinggian di atas ketinggian 3 atau 4 meter di atas permukaan tanah. Hal ini diperlukan untuk menjaga keselamatan bagi si penunggu dari gangguan hewan buas, seperti babi hutan, harimau dan binatang buas lainnya.

Baca Juga: Goa Pindul Wisata Susur Sungai Sepanjang 300 Meter Seru dan Menantang!

Saung Ranggon menurut kuncen Bapak Tholib, dibangun kira-kira pada abad-16, oleh Pangeran Rangga, putra Pangeran Jayakarta, yang datang dan kemudian menetap di daerah ini.

Pangeran Jayakarta merupakan tokoh dalam sejarah Betawi, khususnya Jakarta dan Bekasi pada masa kedatangan Belanda yang mencoba menanamkan kekuasaan atas daerah Jakarta dan Bekasi dan sekitarnya.

Bentuk Saung Ranggon adalah rumah panggung, menghadap ke arah selatan ditandai dengan penempatan tangga pintu utama dengan 7 buah anak tangga untuk masuk ke dalam rumah tersebut.

Halaman:

Editor: Bambang Bu

Sumber: http://dsiparbud.jabarprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7 Rekomendasi Tempat Wisata Saat Anda ke Jakarta

Rabu, 29 Maret 2023 | 14:22 WIB

7 Rekomendasi Objek Wisata Terkenal di Jawa Barat

Senin, 27 Maret 2023 | 15:54 WIB
X